Historiografi Tradisional Indonesia
Ciri-ciri
Historiografi tradisional Indonesia menurut pembagian wilayah.
Istilah historiografi memiliki dua
pegertian yaitu historiografi sebagai penulisan sejarah dan historiografi
sebagai sejarah penulisan sejarah. Historiografi sebagai penulisan sejarah
merupakan satu kesatuan dalam metodologi sejarah. Sebagai sejarah penulisan
sejarah, historiografi memiliki berbagai kelompok sesuai dengan sudut pandang
sejarawan melihat suatu peristiwa.
Historiografi disini merupakan cara
pandang orang terhadap peristiwa disekelilingnya yang dia tuangkan kedalam
sebuah tulisan (cerita). Tulisannya tersebut akan dipengaruhi oleh keadaan pada
waktu dia hidup, sehingga tulisan dia mewakili keadaan zaman dimana dia hidup.
Historiografi tradisional merupakan ekspresi kultural dari usaha untuk merekam
sejarah.
Historiografi tradisional merupakan
kekayaan intelektual dalam sejarah Indonesia. Historiografi ini dijadikan
sumber satu-satunya untuk penulisan sejarah Indonesia pada masa
kerjaan-kerajaan terutama masa kerajaan Hindu-Budha, meskipun ada sumber lain
seperti sumber Cina dan berita para peziarah namun kedudukan historiografi
tradisional ini menjadi amat penting karena menjadi sumber utama dalam
penulisan sejarah masa Hindu-Budha. Meskipun banyak yang dipertentangkan
mengenai isi dari historiografi ini karena sebagaimana kita ketahui penulisan
historiografi pada masa ini cenderung raja sentris atau istana sentris dan
berbagai hal lainnya, tapi setidaknya kita mendapatkan gambaran mengenai
kondisi pada saat itu selain fakta-fakta yang kita dapatkan.
Ciri-Ciri Historiografi Tradisional menurut wilayah
Bagian Barat
|
Bagian Tengah
|
Bagian Timur
|
Puisi atau Prosa
|
Puisi atau Prosa
|
Puisi
|
Etnosentris
|
Etnosentris
|
Etnosentris
|
Istana atau Raja sentris
|
Istana atau Raja sentris
|
Istana atau Raja sentris
|
Mitologi-Irasional
|
Mitologi-Irasional
|
Rasional
|
Melegitimasi kekuasaan
|
Melegitimasi kekuasaan
|
Melegitimasi kekuasaan
|
____
|
Kronogram/ Candrasangkala atau
penanggalan
|
____
|
Ramalan
|
||
Pengaruh Islam
|
Pengaruh Hindu-Budha
|
Pengaruh Islam
|
Keterangan:
a. Bagian barat meliputi semenanjung
Melayu dan pulau Sumatera
b. Bagian Tengah meliputi pulau Jawa,
Madura, Kalimantan dan Bali
c. Bagian Timur meliputi pulau Sulawesi
dan Maluku
Historiografi
tradisional Indonesia dimulai dari historiografi Indonesia bagian tengah, hal
ini dilihat dari peta keberadaan kerajaan-kerajaan awal di Indonesia. Kerajaan
pertama di Indonesia adalah kerajaan Kutai dan dan dilanjutkan oleh kerajaan
Hindu-Budha di pulau Jawa. Persentuhan antara Nusantara khususnya pulau Jawa
dengan India menyebabkan masuknya pengaruh Hindu-Budha mengawali masuknya
Indonesia dalam babak sejarah, masuknya pengaruh India juga mempengaruhi
historiografi tradisional bagian tengah. Historiografi tradisional
Indonesia dimulai dari historiografi Indonesia bagian tengah, hal ini dilihat
dari peta keberadaan kerajaan-kerajaan awal di Indonesia. Kerajaan pertama di
Indonesia adalah kerajaan Kutai dan dilanjutkan oleh kerajaan Hindu-Budha di
pulau Jawa. Persentuhan antara Nusantara khususnya pulau Jawa dengan India
menyebabkan masuknya pengaruh Hindu-Budha mengawali masuknya Indonesia dalam
babak sejarah, masuknya pengaruh India juga mempengaruhi historiografi
tradisional bagian tengah. Meskipun Islam memiliki tempat yang dominan pada
zaman kelanjutannya, namun pengaruh agama Hindu terutama sangat kental sekali
terutama di daerah Jawa.
Corak
Islam justru sangat kuat di daerah timur, yang meliputi Sulawesi dan Maluku
pada umumnya. Hal ini kemungkinan karena penetrasi budaya Hindu dan Budha tidak
sekuat di pulau Jawa dan Bali, hal ini dikarenakan kerajaan dengan corak Hidu
dan Budha di daerah ini tidak sekuat kerajaan Hindu dan Budha di daerah Jawa
dan Bali, sehingga ajaran Hindu-Budha pun tidak mengakar dalam masyarakatnya,
dan bahkan justru kepercayaan lokal yang tetap menjadi dominan dalam masyarakat
tersebut.
Historiografi
tradisional di daerah barat yang justru sangat kental dengan aroma Islam,
karena kita tahu daerah pertama yang bersentuhan dengan Islam adalah wilayah
barat terutama Aceh. Meskipun di Sumatera pernah ada kerajaan Budha besar yaitu
Sriwijaya, namun penetrasi Islam dilancarkan oleh kerajaan Islam setelahnya
yaitu Aceh, dan usahanya berhasil sehingga Islam melekat dalam budaya orang
Sumatera (melayu).
Dalam
historiografi tradisional yang biasa disebut babad, wawacan, carita, sajarah
dan lainnya raja-raja diabadikan oleh para pujangga kedalam tulisan baik itu
puisi atau prosa sebagai seorang titisan dewa atau pembawa kesejahteraan. Pada
hakekatnya penulisan ini dimaksudkan hanya untuk memberikan pujian kepada raja yang
telah memberikan kesejahteran kepada rakyatnya. Atau maksud dari penulisan itu
bisa juga melegitimasi kekuasaan seorang raja terhadap daerah kekuasaannya.
Contoh historiografi tradisional bagian tengah : Babad Tanah Jawi, Wawacan
Sajarah Galuh, Carita Parahiyangan, Wangsakerta, Pararaton, Nagarakertagama dan
lainnya.